SENYAWA
AROMATIK
PENGERTIAN SENYAWA AROMATIK
Senyawa
aromatis adalah senyawa siklis yg memiliki sistem ikatan ganda dua terkonjugasi
dengan jumlah elektron π= (4 n + 2). Senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon yang
memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap
yang letaknya bersealang seling.Salah satu senyawa aromatik yang dijumpai pada
minyak bumi adalah senyawa fenol dan turunannya.Kadar fenol dan turunannya
dalam limbah industri minyak dan gas bumi mengakibatkan tercemarnya lingkungan
oleh senyawa beracun tersebut, serta memberikan ancaman terhadap lingkungan.
Menurut hukum Huckel untuk menjadi aromatis, suatu
senyawa siklik dengan ikatan tunggal dan rangkap yang letaknya selang seling
harus mengandung 4n+2= πe-, dimana n adalah bilangan bulat.
Senyawa benzena merupakan senyawa-senyawa yang mempunyai bau (aroma) yang
karakteristik, terutama yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, misalnya alkaloida, flavonoida, kumarin, anilin dan lain-lain.
Pada
tahun 1872, menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun
secara siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing
120°.Ikatan antaratom karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian
(terkonjugasi). Kekule menemukan struktur benzena yang semua ikatan C-C dalam
benzena panjangnya sama, baik ikatan tunggal maupun ikatan rangkap dan mempunyai panjang ikatan
1,40 Ao.
Senyawa
ini cukup distabilkan oleh delokalisasi elektron-pi.Energi resonansi suatu
senyawa aromatik merupakan uluran diperolehnya kestabilan. Adanya delokalisasi
elektron akan menstabilkan struktur, maka cincin benzena lebih stabil (energi
rendah) dari pada hipotesa suatu trienasiklik. Energi stabilitas senyawa
aromatik disebut energi resonansi, untuk benzena besarnya 36 kcal/mol. Energi
resonansi untuk senyawa aromatik dapat ditentukan secara percobaan.
Manfaat
senyawa aromatic begitu banyak diaplikasikan dikehidupan sehari hari begitu juga dampak
yang diberikan oleh senyawa aromatis ini,oleh sebab itu penulis ingin
menjelaskan secara terperinci tentang senyawa aromatis .
• Senyawa aromatik merupakan turunan benzena
• senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik
aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan
awan elektron π yang berdelokalisasi.
• Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonyugasi
secara sempurna dalam cincin.
• Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik
apabila ia mengandung atom bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti
benzena, bisiklik seperti naftalena, ataupun polisiklik seperti antrasena.
Cincin aromatik monosiklik sederhana biasanya berupa cincin Semua senyawa
aromatis berdasarkan benzen, C6H6, yang memiliki enam
karbon dan simbol
• Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat
dengan hidrogen sebagai berikut:
• beranggota lima, seperti pirola, ataupun cincin beranggota
enam, seperti piridina
Sifat-sifat senyawa aromatis
Sifat Fisik
·
Zat cair tidak
berwarna
·
Memiliki bau
yang khas
·
Mudah menguap
·
Benzena digunakan sebagai pelarut.
·
Tidak larut
dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar
atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
·
Larut dalam berbagai pelarut organik.
·
Benzena dapat membentuk campuran
azeotrop dengan air.
·
Densitas : 0,88
·
Senyawanya berupa senyawa
lingkar/siklis.
·
Terjadi resonansi (pergerakan elektron di
dalam molekul).
·
Terjadi delokalisasi elektron pada struktur
benzena.
·
Mempunyai aroma yang khas.
2.1Titik Didih Dan Titik Leleh
Beberapa Senyawa Aromatis
TL
|
TD
|
|
BENZENA
|
5,5
|
80
|
TOLUNA
|
-95
|
111
|
o-XILENA
|
-25
|
144
|
m-XILENA
|
-48
|
139
|
p-XILENA
|
13
|
138
|
Sifat Kimia
· Bersifat bersifat toksik-karsinogenik (hati-hati
menggunakan benzena sebagai pelarut, hanya gunakan apabila tidak ada alternatif
lain misalnya toluena)
· Merupakan
senyawa nonpolar
· Tidak begitu
reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
· Lebih mudah mengalami
reaksi substitusi dari pada adisi.
· walaupun sukar diadisi tapi benzena
masih dapat diadisi dengan katalis yang tepat, misalnya:
1.Adisi dengan hidrogen dengan katalis Ni/Pt halus.
2.Adisi dengan CL2 atau BR2 dibawah
sinar matahari.
·
Sukar dioksidasi dengan senyawa oksidator
seperti KMnO4, K2Cr2O7, dll.
·
Reaksi pada benzena harus menggunakan katalis
karena kestabilan mole
Senyawa Aromatis dan Strukturnya
Namun sekarang
istilah senyawa aromatic digunakan untuk merujuk kelas senyawa yang mengandung
enam karbon seperticincin benzena dengan tiga ikatan rangkap dua. Adapun yang termasuk senyawa aromatis yaitu:
•senyawa benzena
• senyawa
dengan sifat kimia seperti sbenzena.
Para kimiawan membagi semua senyawa organik ke dalam dua kelas yang lebih
luas, yaitu senyawa alifatik dan senyawa aromatik. Berasal dari kata alifatis
berarti bersifat lemak dan aromatik berarti harum. Senyawa alifatik adalah
senyawa rantai terbuka atau senyawa siklik yang sifat kimianya mirip dengan
senyawa rantai terbuka, sedangkan senyawa aromatik adalah benzena atau senyawa
yang sifat kimianya menyerupai benzena.
Suatu senyawa aromatik memiliki orbital terdelokalisasi (delokal) yang berbentuk cincin. Banyaknya elektron p yang
terlibat dalam orbital delokal dapat ditentukan
dengan rumus Huckel:
Elektron p = 4
n+ 2
Dengan n = 0, 1, 2,
3,……….
Aromatisitas
•
Aromatisitas adalah sebuah
sifat kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari
ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan stabilitas
yang lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari
konjugasi. Aromatisitas juga bisa dianggap
sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan resonansi.
Syarat-syarat Aromatisitas
1. Molekul
harus berbentuk siklik.
2. Setiap
atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π,
membentuk sistem berkonjugasi.
3. Molekul
haruslah planar.
4. Jumlah
elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2)
elektronπ.
5. Molekul-molekul
yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.
REAKSI SUBTITUSI ELEKTROFILIK PADA
BENZENA (SENYAWA AROMATIK)
1. Reaksi
benzena adalah subtitusi yang menyerupai reaksi alkana.
2. Benzena
mengandung banyak elektron sehingga reaksinya hanya mungkin dengan pereaksi
yang menyenangi elaktron (subtitusi elektrofilik)
3. Reaksi
subtitusi benzena dapat berlangsung jika diolah dengan katalisator.
4. Reaksi
substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik umumnya berlangsung dengan
mekanisme ion arenium.
5. Mekanisme
ion arenium berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama sebagai tahap penentu
laju reaksi merupakan tahap pembentukan ion arenium yang dihasilkan dari
serangan elektrofil pada inti benzena. Tahap kedua yang berlangsung cepat
merupakan tahap lepasnya gugus pergi yang pada umumnya berupa proton.
6. Adanya
gugus pengaktif akan meningkatkan laju reaksi substitusi elektrofilik dan
sebaliknya gugus pendeaktif menurunkan laju reaksi.
Efek substituen dalam reaksi
substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik dapat diringkaskan sebagai
berikut:
1. Gugus alkil, memberikan efek induksi penarik
elektron sedang dan tidak ada efek resonansi.
Hasilnya, gugus-gugus alkil bersifat pengaktif
dan pengarah orto-para.
2. Gugus hidroksi dan gugus amino (dan
turunannya), memberikan efek resonansi
pendorong elektron kuat, dan efek induksi
penarik elektron sedang. Hasilnya gugus-gugus
ini bersifat pengaktif dan pengarah orto-para.
1. Gugus alkil, memberikan efek induksi penarik
elektron sedang dan tidak ada efek resonansi.
Hasilnya, gugus-gugus alkil bersifat pengaktif
dan pengarah orto-para.
2. Gugus hidroksi dan gugus amino (dan
turunannya), memberikan efek resonansi
pendorong elektron kuat, dan efek induksi
penarik elektron sedang. Hasilnya gugus-gugus
ini bersifat pengaktif dan pengarah orto-para.
3.Halogen, memberikan efek induksi
penarik
elektron kuat dan efek resonansi pendorong
elektron sedang. Hasilnya halogen bersifat
pendeaktif dan pengarah orto-para.
4. Gugus-gugus nitro, siano,
karbonil dan gugus-
gugus serupa memberikan efek resonansi
penarik elektron kuat dan efek induksi juga
penarik elektron kuat. Hasilnya gugus-gugus
tersebut bersifat pendeaktif dan pengarah
meta.
Kegunaan Senyawa Benzena dan
Turunannya
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan
sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan
senyawa turunan benzena. Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut
memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa
senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
- Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
- Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Garam diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam
zat warna. Salah satu contohnya adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai
berikut:
Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis)
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis)
Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
Asam Benzoat dan Turunannya
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah:
1. Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah:
1. Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
2. Natrium benzoat
yang biasa digunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
3. Metil salisilat
adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.
Permasalahan,,,,,,,
BalasHapusMengapa benzena itu lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.Tolong jelaskan apa penyebabnya?
Terimakasih , ,, , , , , ,,
Baiklah saya akan mencoba menjaab permasalahan anda , ,
BalasHapusbenzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada adisi. Hal ini dapat dilihat dari data berikut.
Reagen Sikloheksena Bensena
KMnO4 encer Terjadi Oksidasi, cepat Tidak bereaksi
Br2/CCl4 (dlm gelap) Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
HI Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
H2 + Ni Terjadi hidrogenasi, 25oC, 20 lb/in.2 Terjadi hidrogenasi, lambat,
100-200oC, 1500 lb/in.2
Kestabilan cincin bensena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan pembakarannya. Panas hidrogenasi dan pembakaran bensena lebih rendah dari pada harga perhitungan
Panjang ikatan karbon-karbon pada bensena adalah sama dan merupakan intermediet dari panjang ikatan tunggal dan ikatan rangkap. jadi ikatan karbon pada benzena sangat sulit terputus sehingga sangat tidak mudah mengalami reaksi adisi.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan anda
BalasHapusBenzena merupakan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah.
Ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron. Jika suatu pereaksi, seperti bromin atau asam halida direaksikan dengan benzena, kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi.
Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin.
BalasHapusRumus molekul benzene memperlihatkan ketidakjenuhan ketika dilakukan uji bromin, karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromine. Artinya benzena tidak dapat diadisi oleh bromine, karena ikatannya yang stabil. Kestabilan cincin benzen disebabkan karena adanya resonansi. Oleh karena itu benzena lebih mudah mengalami substitusi daripada adisi.
nanya dong kk?
BalasHapusprinsip dasar senyawa aromatis dan mekanismenya apa ya?
maaf mau tanya, kegunaan dari ISOINDOLE apa ya?? buat tugas sekolah nih. terimakasihh
BalasHapus