HIDROKARBON
*ALKANAAlkana (parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah atom karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom karbon.
Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah kumpulan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, jumlah atom karbon digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).
Gugus alkil, biasanya disingkat dengan simbol R, adalah gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, contohnya adalah metil atau gugus etil.
Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan mempunyai aktivitas biologi sedikit.
Klasifikasi
struktur
Hidorkarbon
tersaturasi dapat berupa:
- lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa ada cabang
- bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya mempunyai cabang-cabang
- siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu sehingga membentuk suatu siklus.
Menurut
definisi dari IUPAC, 2 golongan
pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan yang ketiga disebut dengan
sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi juga dapat
membentuk gabungan ketiga macam rantai diatas, misalnya linear dengan siklik
membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini masih disebut dengan alkana (walaupun
tidak mempunyai rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak
seperti siklus).
Keisomera
C4-alkana
dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana
dan isobutana
adalah 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana adalah 2
isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak mempunyai isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak mempunyai isomer.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak mempunyai isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak mempunyai isomer.
Alkana dengan 3
atom karbon atau lebih dapat disusun dengan banyak macam cara, membentuk isomer struktur yang
berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah bagian, mirip dengan anagram kimia,
tapi berbeda dengan anagram, isomer dapat berisi jumlah komponen dan atom yang
berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa
kimia dapat disusun berbeda-beda strukturnya membentuk kombinasi dan
permutasi yang beraneka ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana
adalah ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa ada cabang.
Isomer ini disebut dengan n-isomer (n untuk "normal",
penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai karbon
dapat juga bercabang di banyak letak. Kemungkinan jumlah isomer akan meningkat
tajam ketika jumlah atom karbonnya semakin besar.Contohnya:
- C1: tidak memiliki isomer: metana
- C2: tidak memiliki isomer: etana
- C3: tidak memiliki isomer: propana
- C4: 2 isomer: n-butana & isobutana
- C5: 3 isomer: pentana, isopentana, neopentana
- C6: 5 isomer: heksana, 2-Metilpentana, 3-Metilpentana, 2,3-Dimetilbutana & 2,2-Dimetilbutana
- C12: 355 isomer
- C32: 27.711.253.769 isomer
- C60: 22.158.734.535.770.411.074.184 isomer, banyak di antaranya tidak stabil.
Tata nama
Tata nama IUPAC
untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon
tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan akhiran
"-ana".[2]
Rantai karbon
lurus
Alkana rantai
karbon lurus biasanya dikenali dengan awalan n- (singkatan dari normal)
ketika tidak ada isomer.
Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus
dan rantai bercabang memiliki sifat yang berbeda. Misalnya n-heksana
atau 2- atau 3-metilpentana.
Anggota dari
rantai lurus ini adalah:
- Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
- Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
- Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
- Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
- pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
- heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen
Mulai dengan jumlah
karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan jumlah yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Contohnya antara
lain adalah pentana,
heksana, heptana, dan oktana.
Rantai karbon
bercabang
Model dari isopentana
(nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)
Untuk memberi
nama alkana dengan rantai bercabang digunakan langkah-langkah berikut:
- Cari rantai atom karbon terpanjang
- Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
- Beri nama pada cabang-cabangnya
Nama alkana
dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama.
Contohnya adalah 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana.
Rantai terpanjangnya adalah pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil)
pada karbon nomor 2, 2, dan 4.
Perbedaan tatanama untuk 3 isomer
C5H12
|
|||
Nama
umum/trivial
|
n-pentana
|
isopentana
|
neopentana
|
Nama
IUPAC
|
pentana
|
2-metilbutana
|
2,2-dimetilpentana
|
Struktur
|
Alkana siklik
Sikloalkana
adalah hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.
Sikloalkana
sederhana mempunyai awalan "siklo-" untuk membendakannya dari alkana.
Penamaan sikloalkana dilihat dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya,
misalnya siklopentana (C5H10) adalah
sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana(C5H12),
hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang
sama berlaku untuk propana dan siklopropana,
butana dan siklobutana, dll.
Sikloalkana
substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin sikloalkananya tetap
ada, dan substituennya dinamai sesuai dengan posisi mereka pada cincin
tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan
Cahn-Ingold-Prelog.[3]
Nama-nama
trivial
Nama trivial (non-IUPAC)
dari alkana adalah "parafin." Nama trivial dari senyawa-senyawa ini biasanya
diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial digunakan sebelum ada nama
sistematik, dan sampai saat ini masih digunakan karena penggunaannya familier
di industri.
Dapat hampir
dipastikan kalau nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai
bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata
"paraffin" untuk sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan
antara senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia
yang sama.
Beberapa nama
ini dipertahankan oleh IUPAC
- Isobutana untuk 2-metilpropana
- Isopentana untuk 2-metilbutana
- Isooktana untuk 2,2,4-trimetilpentana
- Neopentana untuk 2,2-dimetilpropana
Sifat-Sifat
Alkana
a. Sifat Fisis Alkana
1) Merupakan senyawa nonpolar,
sehingga tidak larut dalam air.
2) Pada suhu kamar, alkana dengan
atom C1-C4 berfase gas, C5-C17
berfase cair dan > C18 berfase padat.
3) Bila rantai C semakin panjang
viskositas ( kekentalan) semakin tinggi,titik didih semakin tinggi.
4) Untuk alkana yang berisomer ,
dengan atom C sama banyak, semakin banyak jumlah cabang semakin rendah titik
didihnya.
Ciri-ciri fisik
Tabel alkana
Alkana
|
Rumus
|
Titik didih [°C]
|
Titik lebur [°C]
|
Massa jenis [g·cm3]
(20 °C)
|
CH4
|
-162
|
-183
|
gas
|
|
C2H6
|
-89
|
-172
|
gas
|
|
C3H8
|
-42
|
-188
|
gas
|
|
C4H10
|
0
|
-138
|
gas
|
|
C5H12
|
36
|
-130
|
0.626 (cairan)
|
|
C6H14
|
69
|
-95
|
0.659 (cairan)
|
|
C7H16
|
98
|
-91
|
0.684 (cairan)
|
|
C8H18
|
126
|
-57
|
0.703 (cairan)
|
|
C9H20
|
151
|
-54
|
0.718 (cairan)
|
|
C10H22
|
174
|
-30
|
0.730 (cairan)
|
|
C11H24
|
196
|
-26
|
0.740 (cairan)
|
|
C12H26
|
216
|
-10
|
0.749 (cairan)
|
|
C20H42
|
343
|
37
|
padat
|
|
C30H62
|
450
|
66
|
padat
|
|
C40H82
|
525
|
82
|
padat
|
|
C50H102
|
575
|
91
|
padat
|
|
C60H122
|
625
|
100
|
padat
|
Titik didih
Titik lebur
(biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam
satuan °C.
Senyawa alkana
mengalami gaya van
der Waals di antara molekul-molekulnya. Semakin besar gaya van der Waals di antara
molekul-molekulnya, maka semakin tinggi titik didihnya.[4]
Ada penentu
lain untuk menentukan berapa kekuatan gaya van der Waals:
- jumlah elektron yang mengelilingi molekul, yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan berat molekul alkana
- luas permukaan molekul
Dengan temperatur dan tekanan standar, senyawa alkana dari CH4
sampai C4H10 berwujud gas; C5H12
sampai C17H36 berwujud cairan; dan C18H38
ke atas berwujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan oleh beratnya,
maka bukanlah suatu hal yang aneh kalau titik didih alkana berbanding lurus
dengan massa molekulnya. Titik didih alkana akan meningkat kira-kira
20–30 °C untuk setiap 1 atom karbon yang ditambahkan pada rantainya.[4]
Alkana rantai
lurus akan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada alkana rantai
bercabang karena luas permukaan kontaknya lebih besar, maka gaya van der Waals
antar molekul juga lebih besar. Contohnya adalah isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya
-12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya
0 °C. Contoh lainnya adalah 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih
50 °C dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C.[4] Hal ini disebabkan karena 2 molekul
2,3-dimetilbutana dapat saling berikatan lebih baik daripada 2,2 dimetilbutana
yang berbentuk salib.
Konduktivitas
dan kelarutan
Alkana tidak
menghasilkan listrik dan tidak dapat dipolarisasi oleh medan listrik. Untuk alasan
ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak
dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air.
Kelarutan
alkana pada pelarut nonpolar lumayan baik, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.
Massa jenis
alkana akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon, tapi
tetap akan lebih rendah dari massa jenis air. Maka, alkana akan berada di
lapisan atas jika dicampur dengan air.
Sifat-sifat
kimia
Secara umum,
alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya
relatif stabil dan tidak mudah dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa
organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.
Senyawa alkana
bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta
disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60,
yang berarti sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi,
molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak mengalami perubahan
sifat sama sekali selama jutaan tahun.
Reaksi dengan
oksigen (reaksi pembakaran)
Semua alkana
dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada
alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit untuk dilakukan seiring
dengan jumlah atom karbon yang bertambah. Rumus umum pembakaran adalah:
CnH2n+2
+ (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2
Ketika jumlah
oksigen tidak cukup banyak, maka dapat juga membentuk karbon
monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:
2CH4
+ 3O2 → 2CO + 4H2O
CH4
+ 1.5O2 → CO + 2H2O
Reaksi dengan
halogen
Reaksi antara
alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi
radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana akan secara bertahap digantikan
oleh atom-atom halogen. Radikal bebas adalah senyawa
yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, biasanya menjadi campuran pada produk.
Reaksi halogenasi merupakan reaksi eksotermik dan dapat menimbulkan ledakan.
Reaksi ini
sangat penting pada industri untuk menghalogenasi hidrokarbon. Ada 3 tahap:
- Inisiasi: radikal halogen terbentuk melalui homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam bentuk panas atau cahaya.
- Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen akan mengabstrak hidrogen dari alkana untuk membentuk radikal alkil.
- Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.
Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi bisa menghasilkan semua
campuran isomer yang berarti mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap
reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier biasanya akan tergantikan karena
stablitas radikal bebas sekunder dan tersier lebih baik. Contoh dapat dilihat
pada monobrominasi propana:[4]
Isomerisasi dan
reformasi
Isomerisasi dan
reformasi ada proses pemanasan yang mengubah bentuk alkana rantai lurus dengan
adanya katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus
menjadi alkana rantai bercabang. Pada reformasi, alkana rantai lurus berubah
menjadi sikloalkana atau hidrokarbon
aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini akan
meningkatkan bilangan oktan pada senyawa
yang dihasilkan.
Cracking akan memecah
molekul besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Reaksi cracking
dapat dilakukan dengan metode pemanasan atau dengan katalis. Metode cracking
dengan pemanasan akan melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal bebas. Metode cracking
dengan bantuan katalis biasanya melibatkan katalis asam, prosesnya akan menyebabkan pemecahan
ikatan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berbeda. Ion yang
dihasilkan biasanya berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.
Reaksi lainnya
Alkana akan
bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga dapat melalui proses klorosulfonasi dan nitrasi meskipun membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi
asam karboksilat juga dapat
dilakukan dengan beberapa teknik khusus. Pada Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan cahaya mengubah hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Abstraksi nukleofilik dapat
digunakan untuk memisahkan alkana dari logam. Gugus alkil daris sebuah senyawa
dapat dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.
Terdapat pada
Alkana pada
alam semesta
Alkana adalah
senyawa yang terdapat pada sebagian kecil dari atmosfer beberapa planet seperti
Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana,
0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana,
1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari
Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan
hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga diketahui terdapat
sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini menyebabkan
banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini,
terlihat juga ada beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari
Titan. Metana dan etana juga diketahui terdapat pada bagian
ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa
kelimpahan etana dan metana hampir sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa
es metana dan etana ini terbentuk di antara ruang antar bintang. [6]
Alkana di bumi
Gas metana
(sekitar 0.0001% atau 1 ppm) ada di atmosfer bumi, diproduksi olwh organisme
macam Archaea dan juga ditemukan pada kotoran sapi.
Sumber alkana
yang paling penting adalah pada gas alam dan minyak bumi.[4] Gas alam mengandung metana dan etana,
dengan sedikit propana dan butana, sedangkan minyak bumi adalah campuran dari
alkana cair dan hidrokarbon lainnya.
Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman (zooplankton dan
fitoplankton) yang mati, kemudian terkubur di lautan, tertutup oleh
sedimentasi, dan berubah setelah terkena panas dan tekanan tinggi selama jutaan
tahun. Gas alam terbentuk dari reaksi di bawah ini:
C6H12O6
→ 3CH4 + 3CO2
Alkana yang
berwujud padat dikenal sebagai tar. Tar terbentuk ketika senyawa alkana lain yang lebih ringan menguap dari
deposit/sumber hidrokarbon. Salah satu deposit alkana padat alam terbesar di
dunia adalah danau aspal yang dikenal dengan nama Danau Pitch di Trinidad
dan Tobago.
Metana juga
terdapat pada biogas yang diproduksi oleh hewan ternak.
Biogas ini dapat menjadi sumber energi terbaharui di kemudian
hari.
Alkana hampir
tidak dapat bercampur dengan air, jadi kandungannya dalam air laut bisa
dikatakan amat sedikit. Meski begitu, pada tekanan yang tinggi dan suhu rendah
(seperti di dasar laut), metana dapat mengkristal dengan air untuk membentuk
padatan metana hidrat. Meskipun saat ini padatan ini masih belum bisa
dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan
diperkirakan cukup besar. Maka dari itu, metana yang diekstraksi dari metana
hidrat dapat dianggap sebagai bahan bakar masa depan.
.
Penggunaan
Penggunaan
alkana sudah dapat diketahui dengan baik oleh manusia. Penggunaan alkana
biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbonnya. Empat alkana pertama
digunakan pada umumnya untuk keperluan memasak dan pemanasan, di beberapa
negara juga sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana adalah komponen utama pada gas alam
dan biasanya diangkut dalam bentuk cairan, dengan cara dikompresi terlebih
dahulu dan gas didinginkan.
Propana dan butana dapat dicairkan dengan tekanan rendah.
Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat
pendorong) pada semprotan aerosol. Butana juga ditemukan pada pemantik
rokok cair.
Dari pentana sampai oktana merupakan alkana yang berbentuk
cairan. Alkana ini umum digunakan sebagai bahan bakar bensin untuk mesin
mobil. Alkana rantai
bercabang lebih diutamakan karena cenderung lebih tidak mudah tersulut daripada
alkana rantai lurus. Bahan bakar yang mudah tersulut akan menimbulkan ketukan pada mesin yang dapat merusak mesin. Kualitas bahan bakar dapat diukur
dengan bilangan oktan bahan bakar
itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana)
pada bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berarti mengandung 98%
isooktana, sisanya adalah heptana). Selain digunakan untuk bahan bakar,
alkana-alkana ini juga dipakai sebagai pelarut untuk senyawa nonpolar.
Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom
karbon) merupakan alkana berbentuk cairan dengan viskositas yang lebih tinggi, dan tidak digunakan
pada bensin. Alkana jenis ini biasanya digunakan pada bahan bakar diesel dan bahan
bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel dapat ditentukan
dengan besarnya bilangan cetana (cetana adalah nama lama untuk
heksadekana). Alkana jenis ini mempunyai titik didih yang tinggi, dan akan
menyebabkan masalah jika suhu udara terlalu rendah, karena bahan bakar akan
semakin mengental sehingga sulit mengalir.
Alkana dari
heksadekana kebelakang biasanya merupakan komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa
jenis alkana ini juga digunakan sebagai zat anti korosif karena sifatnya yang
hidrofobik.
Alkana dengan
jumlah karbon 35 atau lebih ditemukan pada bitumen (aspal) yang dipakai untuk melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya
juga rendah, maka alkana-alkana jenis ini biasanya dipecah menjadi alkana yang
lebih kecil dengan metode cracking.
Beberapa polimer sintetis
seperti polietilena dan polipropilena adalah alkana
yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini umumnya dikenal
sebagai plastik dan setiap tahunnya diproduksi milyaran kilogram di dunia.
Bahaya
Metana bersifat
eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4).
Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara.
Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat mudah terbakar. Pentana,
heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya bagi
lingkungan dan beracun. Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan
halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.
Permasalaha
Dari penjelasan tentang Konduktivitas dan kelarutan di atas menyebutkan bahwa alkana tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dan tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air, mengapa hal tersebut bisa terjadi ? jelaskan?
Permasalaha
Dari penjelasan tentang Konduktivitas dan kelarutan di atas menyebutkan bahwa alkana tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dan tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air, mengapa hal tersebut bisa terjadi ? jelaskan?
baik lh saudara elisa putriyani ,saya akan mencoba menjawab permasalahan anda.
BalasHapusMenurut pendapat saya Alkana tidak menghasilkan listrik dan tidak dapat dipolarisasi oleh medan listrik. Untuk alasan ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air.
karena Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan baik, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.
Massa jenis alkana akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon, tapi tetap akan lebih rendah dari massa jenis air. Maka, alkana akan berada di lapisan atas jika dicampur dengan air.
assalamualaikum ,
BalasHapusbaik lah ,kalau menurut saya , Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, sepertiCCl4 atau eter.
Terimakasih
.Baik lah saya akan mencoba menjawab permasalahan anda.
BalasHapusMenurut sya,Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1
Terimakasih